VIVAnews - Markas Besar Kepolisian menggelar upacara serah terima jabatan Wakil Kapolri, Selasa 1 Maret 2011. Komisaris Jenderal Nanan Soekarna akan menerima jabatan yang sebelumnya dipegang oleh Komisaris Jenderal Jusuf Manggabarani.
"Upacara sertijab dilaksanakan di Gedung Rupatama Mabes Polri pukul 09.00 WIB," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Senin kemarin. "Upacara sertijab akan dipimpin Bapak Kapolri."
Jusuf Manggabarani yang sering disebut dengan julukan 'Big Mango' selanjutnya memasuki masa pensiun. Sebelum sertijab, 'Big Mango' sempat meluncurkan buku biografinya setebal 444 halaman dengan judul 'Jusuf Manggabarani, Cahaya Bhayangkara'."Upacara sertijab dilaksanakan di Gedung Rupatama Mabes Polri pukul 09.00 WIB," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Senin kemarin. "Upacara sertijab akan dipimpin Bapak Kapolri."
Sementara itu, pengganti 'Big Mango', Nanan Soekarna merupakan sosok yang tak asing lagi di jajaran Polri. Nanan, adalah sosok yang sarat dengan pengalaman.
Pria kelahiran Purwakarta, 30 Juli 1955 itu tercatat sebagai lulusan terbaik Akademi Kepolisian angkatan IX tahun 1978. Gelar Adhimakayasa untuk lulusan terbaik Akpol pun disandangnya.
Nanan melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian pada 1986, Pendidikan Kejuruan Serse tahun 1987, Sespim Polri angkatan XXX pada 1995, Seskogab angkatan XXVI pada 1999, dan di Lemhanas KSA XIII pada 2005.
Tak hanya mengenyam pendidikan dalam negeri, Nanan juga pernah berguru ke Amerika Serikat, antara lain mengikuti FBI Academy 167 pada tahun 1990 dan NEI FBI USA pada tahun 2008.
Selama karirnya, Nanan telah menduduki berbagai jabatan di jajaran kepolisian, baik di daerah maupun di Mabes Polri. Di antaranya, suami Yetti Suprapti ini pernah menjabat sebagai Wakapolda Metro Jaya mulai 2003 hingga 2004.
Pada 2004, Nanan diangkat sebagai Kapolda Kalimantan Barat. Saat itu, Nanan membuat sebuah gebrakan dengan melarang keras praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) di jajarannya. Pin anti KKN pun disematkan kepada jajarannya di Polda Kalbar saat itu.
Kemudian, sejak 3 Agustus 2008, Nanan dipindahtugaskan. Ayah Dhanny Aryandi dan Donny Aryandi itu dipercaya menjabat sebagai Kapolda Sumatera Utara.
Namun, saat menjabat Kapolda Sumut inilah Nanan justru tersandung masalah. Pada 3 Februari 2009, terjadi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Sumut saat anggota DPRD yang dipimpin ketuanya, Abdul Aziz Angkat, menggelar rapat paripurna membahas pemekaran Provinsi Tapanuli. Aziz meninggal dalam kejadian itu.
Nanan pun dicopot dari jabatannya sebagai Kapolda Sumut dan ditempatkan sebagai staf ahli kapolri.
Tak lama kemudian, Nanan kembali muncul kepublik. Pasalnya, sejak Juni 2009, Nanan dipercaya sebagai Kepala Divisi Humas Polri. Kemudian, sejak Januari 2010, Nanan diangkat sebagai Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri menggantikan Jusuf Manggabarani yang diangkat sebagai wakapolri.
Nama Nanan juga sempat disebut-sebut sebagai calon kuat untuk menduduki kursi kapolri. Bahkan, nama Nanan telah diajukan sebagai calon pilihan Polri bersama Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol), Komjen Pol Imam Sudjarwo untuk menggantikan Kapolri Bambang Hendarso Danuri.
Namun, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak menghendaki nama Nanan dan Imam sebagai kapolri. SBY menolak keduanya. SBY akhirnya menyetujui Timur Pradopo yang dicalonkan secara mendadak oleh Polri. Timur sendiri merupakan teman seangkatan Nanan.
No comments:
Post a Comment