PLN: PLTU Jateng Lebih Ramah Lingkungan

Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) mensyaratkan teknologi pada PLTU Jawa Tengah (Jateng) berkapasitas 2x1000 MW adalah "boiler super critical" sehingga efisiensi pembangkitnya lebih tinggi dan ramah lingkungan dibanding pembangkit berbahan bakar batu bara.
"Betul, PLTU Jateng 2x1000 MW akan menggunakan teknologi boiler super critical. Karena itu akan memberi efisiensi yang lebih baik. Berarti pemakaian bahan bakar batubara lebih irit," kata Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko PLN Murtaqi Syamsuddin saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Penegasan tersebut terkait dengan progres proses tender PLTU Jateng yang merupakan salah satu proyek kemitraan pemerintah dan swasta (KPS) tersebut.
Ia memastikan, batu bara yang digunakan tidak sulit karena spesifikasinya menggunakan batubara yang tersedia banyak di Indonesia, yaitu antara 4500-5000 kalori.
Dia menjelaskan, teknologi ini sudah digunakan di beberapa negara seperti Jepang dan negara-negara Eropa.
Ia juga menjelaskan, proyek IPP PLTU Jawa Tengah akan mendapatkan penjaminan dari Pemerintah Indonesia, menggunakan skema penjaminan melalui PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII).
Dikatakan, saat ini Kementerian Keuangan bersama PII sedang memfinalkan draft perjanjian penjaminan, yaitu perjanjian penjaminan antara investor dengan Pemerintah/PII.
"Diharapkan pada 16 Maret 2011 draft perjanjian penjaminan itu sudah final," katanya.
Setelah itu, lanjut Murtaqi, PLN langsung akan mengeluarkan final "RFP" (Request For Proposal) kepada tujuh peserta lelang yang sudah lolos kualifikasi dan berdasar itu, para peserta lelang akan memasukkan penawaran pada akhir April.
Saat ini, terdapat tujuh peserta yang seluruhnya asing yang sudah dinyatakan lolos prakualifikasi.
Ketujuh peserta itu yakni Marubeni Corp, Mitsubishi Corp, Konsorsium J-Power, Cina Shenhua Energy Company limited, CNTIC-Consortium Guandong Yu-dean, Korea Electric Power Company (KEPCO) dan Konsorsium Mitsui-International Power.
Sebelumnya, Direktur Perencanaan dan Teknologi PLN Nasri Sebayang optimis penandatanganan kontrak jual dan beli listrik atau "power purchase agreement" proyek PLTU Jateng yang sebelumnya dikenal sebagai PLTU Pemalang tersebut dapat dilakukan pada 27 Juli 2011.
"Proyek dengan skema pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP) tersebut dimonitor langsung Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) dan kami optimis memenuhi target UK4P4," katanya.
Nasri menyebut, pengumuman pemenang ditargetkan pada 5 Mei 2011.
Ia menambahkan, saat ini terdapat empat alternatif lokasi proyek tersebut yang seluruhnya berada di wilayah pantai utara Jateng.
"Peserta tender bisa memilih lokasi yang paling memungkinkan, karena dengan skema IPP maka pemenang tender yang akan melakukan pembebasan tanahnya," ujarnya.
Proyek PLTU Jateng nantinya akan menjadi pembangkit dengan unit terbesar di Indonesia yakni 2x1.000 MW.
"Kalau 1.000 MW berarti sekitar 3,5 juta ton jadi totalnya 7 juta ton. Tapi kan belum sekarang, operasinya kan direncanakan 2016," lanjutnya.
Proses kualifikasinya sendiri telah diselesaikan PLN pada November 2009.
Proyek akan memakai kontrak "built, operate, and transfer" (BOT) berjangka waktu selama 25 tahun dengan total investasi diperkirakan mencapai tiga miliar dolar AS.



Category: 0 komentar

No comments:

Post a Comment