DENPASAR, KOMPAS.com — Ribuan anak lulusan sekolah menengah pertama di Pulau Dewata makin minat menjadi siswa sekolah menengah kejuruan. Ini ditandai dengan bertambahnya jumlah SMK sebanyak 20 unit dari 110 sekolah tahun 2009 menjadi 130 sekolah pada 2010. Selain itu, jumlah siswa terdaftar tahun ini juga bertambah sekitar 36,6 persen atau 15.675 siswa menjadi 58.413 siswa dari 42.738 siswa tahun lalu. Bahkan, enam sekolah SMA swasta tutup tahun ini karena sepi murid.
"Kami mengharapkan lulusan SMP ini bisa melanjutkan ke SMK karena sebenarnya lebih menjanjikan dibandingkan melanjutkan ke SMA. Setelah lulus, mereka siap kerja dan bisa membuka lapangan pekerjaan," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Bali I Wayan Suasta, di Denpasar, Jumat (13/8/2010).
Ia menambahkan, jurusan sekolah kejuruan ini mulai beragam dari jurusan pariwisata hingga.
pertanian. Namun, lanjutnya, para lulusan masih mengharapkan mendapatkan pekerjaan, bukan menciptakan pekerjaan.
Sementara Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Provinsi Bali I Made Artadana mendukung peningkatan minat ke sekolah kejuruan tersebut. Alasannya, ini bisa memunculkan lapangan kerja atau pengusaha-pengusaha muda yang mampu mengurangi pengangguran di angkatan kerja.
Artadana mencontohkan sejumlah penyedia jasa tenaga kerja seperti di kapal pesiar yang merekrut ratusan tenaga ahli yang berpengalaman dari berbagai bidang. Biasanya, penyedia jasa tersebut memilih dari lulusan SMK hingga lulusan sarjana D-3 atau S-1.
Data Provinsi Bali, pengangguran terbuka mencapai 95.512 orang dan sedikitnya 5.000 siswa lulusan SMP tidak melanjutkan ke SMA/SMK. Sementara dinas pendidikan mencoba membuka program life skills atau kecakapan hidup dengan sasaran 2.034 orang tahun ini.
No comments:
Post a Comment