BERLIN, KOMPAS.com - Jerman, Minggu (20/6/2010) mengecam Israel karena mencegah Menteri Pembangunan Dirk Niebel masuk Jalur Gaza untuk menemui pengungsi Palestina dalam kunjungannya terakhir ke wilayah itu.
"Saya percaya bahwa Israel memiliki kebutuhan akan transparansi untuk membuat gagasan yang dapat dipercaya bahwa negara itu telah mengubah strategi politiknya terhadap Gaza, dan kunjungan saya akan menciptakan transparansi itu," kata Niebel pada stasiun televisi umum Jerman.
Niebel ingin mengunjungi wilayah Palestina yang diperintah Hamas itu, Minggu, untuk menemui wakil Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk pengungsi Palestina.
Menlu Jerman Guido Werterwelle mengatakan dalam sebuah pernyataan di Berlin bahwa ia juga "menyesalkan" keputusan pemerintah Israel itu, dan menekankan bahwa Jerman dan Uni Eropa ingin melihat diakhirinya blokade terhadap Gaza. "Jika kami membuka pintu ke Gaza bagi para menteri dari semua negara, Hamas akan menggunakannya untuk mengesahkan dirinya," kata jurubicara kementerian luar negeri Israel, Yigal Palmor, di ARD.
Sekjen PBB Ban Ki-moon dan kepala kebjakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton belum lama ini telah mengunjungi Gaza.
Israel mempertahankan blokade itu -- yang diterapkan setelah salah seorang prajuritnya ditangkap oleh gerilyawan-gerilyawan Gaza dalam serangan Juni 2006 dan diperketat setahun kemudian ketika gerakan Islam Hamas mengambilalih pemerintahan di wilayah tersebut -- dibutuhkan untuk menjamin keamanannya.
Niebel, yang adalah wakil presiden asosiasi Jerman-Israel negaranya, mengatakan waktunya hampir habis bagi Israel untuk menjauh dari kebijakan garis keras mengingat protes internasional atas kebijakannya dan upaya yang goyah untuk mencapai perjanjian yang dapat aktif dengan Palestina.
"Bagi Israel, itu lima hingga 12 menit," kata Niebel. Negara itu harus mengambil kesempatan "untuk menghentikan lonceng itu ketika dapat."
"Jika pemerintah Israel menginginkan dukungan bagi strategi barunya di Gaza maka nagara itu harus menjamin lagi transparansi, dan kemitraan baru," katanya. Blokade itu "bukan pertanda kekuatan, tapi bukti cukup dari ketakutan yang tak terucapkan".
Israel Kamis telah menyetujui rencana untuk melonggarkan blokadenya atas Gaza setelah beberapa pekan tekanan internasional, tapi memberikan beberapa perincian mengenai apa barang baru yang akan diperbolehkan masuk.
Keputusan kabinet keamanan itu merupakan tanggapan atas permintaan yang meningkat untuk mengakhiri blokade empat tahun atas wilayah Palestina yang miskin itu menyusul serangan mematikan 31 Mei terhadap konvoi kapal bantuan.
Wakil pemimpin kelompok parlemen dari Demokrat Kristen pimpinan Kanselir Angela Merkel, Andreas Schockenhoff, mengatakan, Israel hanya "merugikan kepentingannya sendiri" dengan tindakan itu dan minta "akses tak terkekang" ke Gaza bagi para tamu dan pejabat internasional.
Niebel telah bertemu dengan presiden Palestina Mahmud Abbas dan perdana menteri Fayyad Salam, Minggu, dan menghadiri upacara untuk menandai dimulainya pembangunan pabrik pemurnian air di Nablus di Tepi Barat.Ia akan menemui para pejabat Israel, Senin dan Selasa.
Jerman dianggap sebagai sekutu terdekat Israel setelah AS karena ikatan kuat yang mereka tempa sebagai akibat dari holokaus. Tapi Berlin telah terus-terang dalam kritikannya terhadap Israel segera setelah serangan kapal bantuan.
No comments:
Post a Comment